Jumat, 19 Desember 2014

Absolute Husband

Diam diam aku berharap suamiku kelak adalah seorang dosen. Dia seorang yang pekerja keras dan sangat sibuk. Memiliki banyak kegiatan yang bermanfaat, bertemu dengan banyak orang, memiliki banyak teman dan disegani orang lain. Dia adalah seorang yang meskipun sangat sibuk selalu berusaha meluangkan waktu bersama keluarga, memanjakan istri, mengawasi anak-anak, dan memperhatikan keluarga besar. Dia adalah seorang yang penyayang, penyabar dan memiliki iman yang kuat serta selalu mawas diri dan bisa menjaga diri sendiri. Dia adalah seorang yang meskipun merasa lelah, selalu berusaha tersenyum dan memeluk istri dengan hangat. Dia adalah seorang yang tegas dan bertanggung jawab, yang selalu berpikir dahulu sebelum bertindak, dan memikirkan orang lain. Dia jujur, tulus dan berterus terang. Dia seorang yang tidak banyak bicara tetapi dia tidak segan mengatakan isi hatinya, rasa tidak puasnya, amarahnya dan emosi lainnya dengan cara yang masuk akal. Dia seorang yang tahu bagaimana membuat orang lain merasa nyaman dengannya. Dia seharusnya seorang pendengar yang baik. Dia adalah seorang yang setia dan memiliki komitmen yang kuat. Dia seorang yang senang mengajak istri dan anak-anaknya berpetualang, melakukan kegiatan keluarga bersama dan  bepergian bersama-sama. Dia seorang yang tidak banyak mengeluh dan menghadapi saja apapun dalam hidupnya apa adanya. Dia seorang yang selalu bangga dengan apa yang dimilikinya.

Dia mungkin sosok yang terlalu sempurna. Karena itulah kupikir dia tidak mungkin ada di dunia ini. Karena aku tahu dia tidak pernah ada, makanya aku tidak pernah berpikir untuk mencari orang seperti dia. Aku hanya menerima seorang yang seperti apa yang kutemui. Cocok tidaknya itu masalah nanti. Tergantung pada visi yang kulihat. Karena ketika menjalin hubungan dengan seseorang, seketika itu aku sudah tahu masa depan seperti apa yang akan aku hadapi bersama orang itu. Tinggal aku yang memutuskan apakah aku akan bertahan untuk menghadapi visi itu atau tidak. Seberapa kuat aku bertahan, tergantung dari orang itu, seberapa kuat dia berusaha, seberapa kuat persiapannya menghadapi masa depan itu. Dan karena visi itu, aku harus membuat keputusan yang sulit. Meski aku sudah tahu bahwa masa depanku tidak bahagia, tidak mudah untuk memutuskan sebuah hubungan. Masalahnya adalah, orang itu tidak melihat apa yang kulihat. Orang itu tidak merasakan apa yang kurasa. Orang itu tidak memikirkan apa yang kupikirkan. Karena itulah sebuah hubungan menjadi sangat rumit. Meskipun pada dasarnya aku hanya bisa melihat tetapi tidak bisa membuktikan kebenaran dari visi itu, dalam hatiku itulah keyakinan yang ada. Dan orang itu tidak tahu kekhawatiranku. Tidak berusaha memahami. Pada dasarnya setiap orang selalu sama. Satu hal yang selalu membuatku angkat tangan dan menyerah. Manusia itu tidak lebih dari seonggok daging yang memiliki sifat asli hanya mementingkan diri sendiri. Aku juga termasuk di dalamnya. Mengingat bahwa aku manusia.

Kembali lagi pada topik Absolute Husband. Menemukan suami atau pasangan bisa diibaratkan seperti sedang mencari pakaian. Ada banyak sekali yang sesuai dengan ukuranku,  ada banyak warna, motif dan bentuk yang kusukai, tapi ada juga pakaian yang tidak bisa kutemui diantara semua pakaian itu. Itulah dia yang sebenarnya sedang kucari. Orang lain mungkin akan menggantikan pakaian yang tidak bisa ia temukan itu dengan pakaian lain yang 'kurang lebih' mirip seperti yang dia inginkan, dia memakainya dan dia bahagia. Sementara aku masih merusaha mencari yang kucari, mencoba berbagai pakaian meski aku tahu pakaian itu bukan yang kucari. Itu dia salah satu contoh kekeraskepalaanku, aku tidak pernah puas sebelum kutemukan apa yang sebenarnya kucari. Karena itulah aku selalu gagal. Aku sudah berkali-kali gagal menjalin sebuah hubungan dan aku masih belum menyerah. Mengherankan sekali. Dalam hati aku selalu meneriakkan satu kalimat, 'I want to fall in love again'. Pada akhirnya ini menjadi hal yang tidak rasional. Dengan mudahnya aku menjalin hubungan dengan seseorang dan semudah itu pula aku mengakhirinya. Aku menyadari aku tidak bahagia, aku menyadari aku tidak terlalu patah hati, aku menyadari aku tidak merasa bersalah dan aku tidak menyesali kegagalanku, tetapi satu hal yang juga kusadari bahwa aku sedih karena telah membuat orang lain tidak bahagia. My name's Happy but yet I couldn't bring happines to others.

Bila suatu hari nanti aku jatuh cinta pada pria yang serupa dengan si Absolute Husband itu, aku berharap dialah yang selama ini kutunggu dan kucari. Dan apabila dikemudian hari dia menjadi suamiku, kuharap dialah orang pertama yang kubuat bahagia. Dan kalau dia bahagia aku juga bahagia.

Rabu, 10 Desember 2014

Dear God

Dear God... It's not going well.
Aku merasa sudah mengetahuinya sejak awal tapi aku tetap ingin mencoba. Apa aku memaksakan diri? Tapi, ini tidak menyakiti perasaanku. Aku tahu aku mampu. Aku tahu aku kuat. Aku tahu bahwa aku pasti bisa menghadapi segala hal dalam kehidupan ini.
Yang selalu kutakutkan justru berdoa memohon jalan padaMu. Entah kenapa, bila aku berdoa agar diberikan jalan yang terbaik, selalu ada jalan untuk sebuah perpisahan. Dan aku juga tidak lupa telah membuat perjanjian denganMu. Kau boleh mengambil apa saja dari kehidupanku, setengah umurku, kebahagiaanku, impian-impian dan harapan-harapan, demi kebahagian kedua orang tuaku. Tapi, apa? Ok mereka rukun..tapi tetep saja ada bara di antara mereka. Aku tahu mereka tidak bahagia. Lalu, apa ini berarti bukan karena itu kukorbankan kebahagiaanku. Karena aku juga tidak bahagia. Apa aku tidak bisa memenuhi janjiku? Apa aku mulai mengeluh tentang perasaan tidak bahagia ini? Maafkan aku Tuhan. Aku sudah berusaha bersyukur atas segala hal yang terjadi dalam hidup ini, apakah dalam ketidaksengajaan aku telah mengeluh?
Maafkan aku Tuhan. Aku sudah mulai berubah. Aku mulai membenci lagi segala hal yang ada di dunia ini. Apakah itu mengurangi rasa bersyukurku? Apa yang harus kulakukan? Berikan jalanMu, Tuhan.
Apakah kali ini pun jalan itu akan sama seperti jalan sebelumnya? Aku berserah padaMu.

Sabtu, 22 November 2014

Kanojo Wa Uso wo Aishisugiteru

Beberapa waktu yang lalu, di pertengahan Oktober 2014 akhirnya saya bisa menonton J-movie Kanojo wa Uso wo Aishisugiteru. Film ini merupakan versi live-action dari manga berjudul sama karya Aoki Kotomi. Sedikit mengenai Aoki Kotomi, manganya yang pernah saya baca adalah Morning, Day and Night yang terdiri dari 2 jilid (eh bener gak ya judulnya gitu? Udah lama banget soalnya), trus Kyo Koi wo Hajimemasu yang tamat di chapter 90. Karya Aoki Kotomi, menurut saya memiliki ciri khas tersendiri mulai dari artwork sampai pada gaya penceritaan dan karakter tokoh-tokohnya. Tapi yang paling mudah dikenali ya dari artworknya. Manga KanoUso (Singkatan untuk Kanojo Wa Uso Wo Aishisugiteru) sendiri baru saya baca setelah mengetahui manga tersebut dijadikan movie live-action. Yang membuat saya tertarik awalnya bukan mangaka, atau ceritanya, tapi karena pemeran utama dalam movie ini adalah aktor favorit saya, Sato Takeru. Nama Sato Takeru mungkin sudah tidak asing lagi bagi pencinta Samurai X atau Rurouni Kenshin, karena doi ini memerankan tokoh Himura Kenshin dalam movie live-action anime/manga tersebut.

Dalam movie live-action KanoUso, Sato Takeru bermain dengan aktris pendatang baru Ohara Sakurako yang telah melalui proses audisi yang panjang dan telah mengalahkan banyak pesaingnya yang juga ingin memerankan tokoh utama perempuan dalam movie ini. Sato Takeru berperan sebagai Ogasawara Aki, seorang komposer dan pemain bass untuk Band Crude Play. Sementara itu, Ohara Sakurako berperan sebagai Koeda Riko, seorang siswi SMA, anak pemilik toko sayur yang bermain band bersama dua orang teman baiknya.

Singkatnya, film ini menceritakan tentang percintaan antara Ogasawara Aki (25) dan Koeda Riko (16) yang diawali dari kebohongan Aki yang mengaku sebagai seorang pengangguran. Berbagai hal terjadi hingga akhirnyan kebohongan Aki terungkap lewat lagu yang dia ciptakan. Demi melindungi Riko yang bersama bandnya akan memulai debut, Aki berusaha meninggalkan Riko. Tapi, di akhir film ada adegan kissing Aki-Riko. Entah apakah itu menandakan kalau perpisahan Aki-Riko tidak jadi atau bagaimana, saya tidak mengerti. Yang jelas, versi manganya belum menginjak ending. Manganya baru mencapai chapter 42 (saat terakhir di update, sekitaran tanggal 11 Nopember masih di chapter 42).

Berikut ini lirik lagu ciptaan Aki untuk Riko. Judulnya Chippoke na Ai no Uta, dalam bahasa Inggris diterjemahkan "This Tiny Love Song". Kalau saya menerjemahkannya "Lagu Cinta yang Mungil ini". Maklum ya saya tidak begitu mengerti bahasa Jepang.. :-P hehe... Lirik lagu berikut saya terjemahkan dari versi Inggrisnya, thanks to translator dari beberapa website penyedia lirik dan penerjemah movienya sendiri.
Terjemahan saya mungkin agak kaku atau kemungkinan ada ketidaksesuaian. Gomennasai...
Jya...otanoshimi ni... >_<

CHIPPOKE NA AI NO UTA
by Ohara Sakurako & Sato Takeru
Theme song Movie Live Action "Kanojo wa Uso wo Aishisugiteru"

Ikinari utai dashi tari
Ikinari kisu o shi tari
Kimi ni wa takusan
`Gomen ne' tte iwanakucha ne

Nakushi chau no ga kowakute
Uso bakka tsuite shimau bokudakedo
Demo ne kimi no maede wa
Hontō no jibun de itakatta nda

Boku no sonzai ga
Kimi no hikari ni kage o otoshite shimau to shite mo
Kimi no sonzai wa
Dareka o terashi tsudzukete ite hoshii nda
Boku ga ite mo boku ga inakute mo
Kimi wa koko de kagayaite

Motto issho ni warattari
Motto nai tari sureba yokatta ne
Sunaona omoi ni imasara kidzuite iru nda

Itsumo kimi o omotte iru yo
Soko kashiko ni sagashite iru yo
Kimi no sono koe ga kikitai na
Ima sugu koko de

Kimi no egao ga
Boku o kurayami kara tsuredashite kureta nda
Demo boku no yokogao wa
Kimi no egao kumora sete shimau nda
Kimi ga ite mo kimi ga inakute mo
Boku wa koko ni i rarenai

Te no hira ni tsukanda yume o
Ima wa oi tsudzukete ikou
Hitori demo kitto koete yukeru
Tatoe ima wa genjitsu ni
Shibara rete ikigurushikute mo
Yoake wa tashikani yattekuru

Boku no kono uta ga
Kimi no senaka o sotto oshite kureruto ii na
Tsutaetai koto
Nani hitotsu tsutae rarenai boku dakara

Kimi no egao ga
Boku o kurayami kara tsuredashite kureta nda
Itsuka boku no egao ga
Kimi no egao to shinkuro suruto ii na
Kimi to boku ga deaeta kono kiseki
Kokoro kara kansha shite iru yo

Itsuka kono uta kimi ni todoku ka na
Chippokena ai no uta

******************************************************¥¥¥***********************************************

Terjemahan Indonesia

Tiba-tiba bernyanyi
Tiba-tiba berciuman
Aku benar-benar harus mengucapkan banyak kata "Maaf" kepadamu

Aku takut kehilanganmu
Aku yang berbohong sepanjang waktu
Tapi, dihadapanmu
Aku ingin menjadi diriku yang sebenarnya

Meski jika keberadaanku
Akan menjadi bayangan dalam cahayamu
Kuharap keberadaanmu
Akan terus bersinar pada siapapun
Aku ada ataupun tidak ada disampingmu
Kau akan bersinar disini

Aku masih ingin tertawa bersama
Kumasih ingin menangis hingga aku merasa lebih baik
Baru sekarang aku menyadari perasaanku yang sebenarnya

Aku selalu memikirkan tentangmu
Aku akan mencarimu dimana pun
Berpikir bahwa ku ingin mendengar suaramu
Sekarang juga, disini

Senyumanmu
Telah membawaku keluar dari kegelapan ke dalam cahaya
Tapi satu sisi wajahku
Akan membawa awan bagimu
Kau ada ataupun tidak ada disini
Aku tidak bisa berada disini

Mimpi-mimpi yang kau genggam di tangamu
Sekarang pergilah, teruskan mengejarnya
Kuyakin kau bisa memperolehnya sendiri
Meski kenyataannya sekarang sedang menahanmu
dan menyesakkan nafasmu
Fajar pasti akan pecah pada akhirnya

Lagu yang kuciptakan ini
Kuharap dapat mendorong punggungmu
Karena sesuatu yang ingin kukatakan
Tak bisa kukatakan satupun

Senyumanmu
Telah membawaku keluar dari kegelapan ke dalam cahaya
Suatu hari nanti, akan baik  jika senyumku dapat menyatu dengan senyummu

Keajaiban yang mempertemukan kita
Aku berterimakasih dari hatiku yang terdalam
Suatu hari nanti, akankah lagu ini sampai padamu?
Lagu cinta yang mungil ini

Untuk mendownload lagu ini silakan browsing di web-web penyedia mp3. Jya ne.... ^^v

Selasa, 11 November 2014

They are Fighting Again

Ini adalah kisah pertarungan selama kurang lebih 27 tahun antara bapak dan ibuku. They always fighting.
Sedari kecil sebenarnya aku hidup dalam keluarga yang sudah berantakan. Ini keluarga hancur yang tampak utuh di luarnya. Ibaratnya telur busuk, kalau orang tidak ada di dalamnya tidak akan tahu betapa hancur dan busuknya telur itu. Atau apabila tidak ada yang memecahkannya, orang-orang tidak akan pernah tahu bau busuk itu.

Aku yang sedari awal ada disini, hidup disini dan entah akan berakhir disini, selama 26 tahun hidup dalam keluarga ini, aku merasa paling tahu bagaimana keadaan sebenarnya disini. Tetapi, karena sudah terbiasa, aku sering lupa kalau di keluarga ini bangunannya sering tiba-tiba roboh, pilar-pilarnya begitu rapuh dan mudah digoncangkan angin meskipun hanya angin sepoi-sepoi. Aku menjadi lupa dan kadang terlena dengan kemegahan yang tampak di luarnya.

They are not holding it back anymore. Selama ini kupikir, bapak dan ibuku tidak akan bertengkar lagi bila aku tinggal di rumah. Ini salah satu alasanku tidak meninggalkan rumah lagi setelah menyelesaikan studi. Aku meninggalkan segalanya demi tetap berada di rumah ini. Apa yang kucari? Apa yang kudapat? Adik laki-laki yang biasanya menjadi tameng bagiku berada di pulau seberang dan mereka mulai lagi aksi brutal itu. Kali ini apa? Ponsel jadi korban. Aku tetap bertahan disini karena mengkhawatirkan adik perempuan yang baru memasuki masa remajanya. Aku harus melindunginya dari perasaan menderita karena pertengkaran orang tua. Apa aku bisa? Sampai kapan kami bisa bertahan?

Aku tidak habis pikir. Apa yang terjadi sejak lama, tidak pernah ada habisnya. Selalu masalah yang sama. Selama ini aku berusaha untuk tidak peduli. Ini hanya masa puber kedua mereka. Benar-benar orang dewasa dengan sifat dan sikap anak remaja baru gede. Hah... kuso! They didn't even care about their children's feeling. Just what the hell is wrong with them..?

Kepada siapa harus kuadukan perasaan ini? Siapa yang akan menolong? I can't even tell my brother about this. It's frustrating. Really..
Mereka sudah gagal menjadi orangtua. Mereka telah membuatku tidak mempercayai cinta, mereka membuatku takut menikah, mereka membuatku merasa terbebani.

Ya Tuhan, berikan jalanMu.

Jumat, 07 November 2014

The Ending of 15 Years

Goodbye Naruto

Baru pertama kali ini rasanya ada sesuatu yang hilang setelah membaca chapter terakhir dari serial panjang Naruto. Dari dulu selalu mempertanyakan "kapan manga ini akan berakhir?" Dan setelah benar-benar berakhir ternyata malah merasa kehilangan. "I want this manga to continue" tapi, akan menjadi kurang menarik ya kalau dilanjutkan. (?)

Hal yang menurutku menarik dari ending Naruto ini adalah sentuhan seperti Fanfiction. Apakah Kishimoto-sensei menerima banyak surat penggemar yang meminta untuk memasangkan karakter-karakter seperti dalam imajinasi pembaca? Ya..siapa tau saja beliau mempertimbangkan hal tersebut lalu memasangkan Naruto dengan Hinata, Sasuke dengan Sakura, Shikamaru dengan Temari, Sai dengan Ino dan beberapa yang tidak pernah terlintas di kepalaku, karena selama ini aku juga memasangkan mereka dalam fanfiction yang kubuat.

Berakhirlah sudah serial Naruto yang panjang dan dulu sempat membuatku menyerah untuk membacanya. Berakhirlah episode panjang itu. Kupikir, Kishimoto-sensei juga mungkin merasa bosan menggambar manga yang sama selama 15 tahun. Betapa hebat ketahanan mood seorang manga-ka. Dibandingkan aku yang ketika menggambar terlalu cepat hilang mood dan sering menjadi blank, aku sangat mengagumi mangaka.

Ini saatnya serial baru. Mungkinkah kisahnya akan sepanjang dan sepopuler Naruto? Mudah-mudahan serial baru itu nantinya dapat menggantikan rasa kangen terhadap Naruto, setidaknya dengan melihat gaya menggambar dan gaya penceritaan dari sang mangaka.

Minggu depan sudah tidak perlu lagi menunggu chapter baru Naruto. Itu dia perasaan kehilangan. Tidak ada lagi rasa penasaran terhadap kisah selanjutnya. Tidak lagi ada rasa degdegan saat menunggu kemunculan Sasuke. Oohhh my God I aready miss them... >_<

Dan mengakhiri curahan hati tidak penting ini, Goodbye Naruto. Terimakasih telah hadir dalam kehidupan setiap penggemarmu selama 15 tahun ini. Terima kasih Masahi Kishimoto-sensei telah menciptakan dunia ninja yang menarik dan menginspirasi. ^_^
Sekarang saatnya mendelete manga Naruto dari Aplikasi Mangasearcher.  :'-(    :'-(   :'-( 

Selasa, 04 November 2014

Reason of the tears

Today's my friend wedding party. Kekkon omedeto gozaimasu, Neny-chan to ADC-sensei (?). :-D

Yah, ini saat yang membahagiakan. Mereka pacaran begitu lama dan akhirnya menikah. Tapi, bukan mengenai mereka, tulisanku ini. Dalam resepsi itu, I met my ex-boyfriend. It's a good thing that I came with my sister. Kalo sama pacar, apa jadinya? :-O
Aku tidak tau bagaimana yang terlihat, tapi aku merasa biasa-biasa saja. Tapi, tentu rasanya tidak sama seperti bertemu teman lama. Sangat berbeda. Aku memikirkan bagaimana perasaan pacarku jika tahu hal ini? Apa dia akan marah? Haruskah kuberitahukan padanya? Haruskah kusembunyikan saja? Merahasiakannya? Mengingat aku tipe manusia yang agak 'ember' aku mungkin tidak tahan menyimpannya sebagai rahasia. Tapi ternyata, aku bahkan tidak  bisa memberitahukannya kepada ibuku dan entah kenapa adikku yang notabene super 'ember' itu juga tidak mengungkit-ungkitnya begitu sampai di rumah. Kinda strange...
Dalam perjalanan pulang tadi, tiba-tiba saja ada perasaan sakit di tenggorokan. Aku mengingat alasan-alasan yang membuatku berpisah darinya. Begitu banyak hal yang bahkan tidak satupun kuungkapkan kepada siapapun. Hanya ada perasaan sakit dari begitu banyak keegoisan yang kuciptakan.
Saking sakitnya tenggorokanku, air mataku sampai keluar. Kalo bisa, mungkin aku menangis sambil berteriak-teriak mengeluarkan kesakitan itu.
Apa yang membuatku sakit? Tentu aku tau alasannya. Masih dengan keegoisanku, aku mengingat saat-saat dulu dia memuji perempuan lain di hadapanku. Bukan sakit karena cemburu, tapi sakit karena harga diriku merasa terinjak. Karena aku tidak memiliki apa-apa yang kubawa dalam diriku karena itu yang paling berharga bagiku hanya harga diri. Aku hanya benci saat aku merasa harga diriku terluka. Terlebih lagi saat dia tidak pernah mencoba memahami arti harga diri itu bagiku. Dalam diriku, aku hanya selalu berharap, di dunia ini setidaknya ada satu orang saja yang bisa memahamiku.
Saat memutuskan untuk berpisah darinya, aku tidak pernah berpikir untuk memperoleh yang lebih baik. Tidak ada sedikit pun pikiran "aku pasti bisa mendapatkan yang lebih baik". Tidak. Mungkin lebih tepat kukatakan bahwa saat itu aku hanya sedang melarikan diri. Tidak pernah ada pikiran, berpisah adalah jalan yang terbaik. Aku hanya merasa menemui kebuntuan. Dan memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi perjalanan itu, karena rasa "kebuntuan" itu adalah perasaan yang paling menyakitkan. Setidaknya itu yang kurasakan.
Aku hanya tidak bisa membuat alasan. Aku sendiri membutuhkan waktu lama untuk mengetahui kenapa aku menghentikan langkahku ketika menapaki jalan itu.
Saat itu, aku bahkan tidak tahu bagaimana cara meminta maaf dan berterima kasih.

Aku yang tidak tahu bagaimana cara mencintai. Aku yang tidak bisa mencintai dengan sepenuh hati. Aku yang bahkan tidak tahu apa itu cinta. Ketika dihadapkan dengan orang yang benar-benar mencintai dengan tulus dan sepenuh hati, rasanya ingin berlari dan bersembunyi. Aku hanya tidak sanggup memberikan apa-apa. Aku juga tidak bisa menjanjikan apa-apa, bahkan sampai saat ini pun. Beban karena tidak bisa mengekspresikan "cinta" itu juga terjadi. Karena yang terpenting bagiku adalah komitmen.

Dan yang kemudian kurasakan, kesedihan karena aku (entah mengapa) merasa sang mantan belum juga move on. Untuk itu juga aku menangis memikirkan apa yang telah kulakukan pada kehidupab seseorang. Memikirkan bahwa kesakitannya mungkin jauh lebih melebihi kesakitan yang kurasakan. Memikirkan bahwa tidak ada yang bisa kulakukan untuk menolongnya.
I really am pathetic...

Selasa, 28 Oktober 2014

Congratulation and Goodbye

Bulan Oktober ini adalah bulan menikah bagi beberapa teman masa kuliahku. Tidak hanya teman kuliah, orang-orang yang tidak kukenal di luar sana juga banyak yang melakukan upacara pernikahan. Lalu, aku kapan? Aku tidak begitu ngebet menikah, sih... :-P Karena menikah itu perlu biaya, pacarku bahkan tidak punya tabungan, dia terlalu sibuk membangun rumah... tiap bulan gaji ludes... :-( Yah, toh itu juga untuk masa yang akan datang... :-D
Di bulan yang penuh kebahagiaan ini ada sebuah kabar bahwa seorang temanku telah meninggal. Orang bilang bahagia boleh bahagia tapi jangan terlalu bahagia karena hukumannya akan datang jauh lebuh cepat. Jadi begitulah. Di sisi lain beberapa teman menikah, ada perasaan bahagia untuk mereka, tapi di sisi lain seorang teman justru meninggal. :'-(
Jadi, selamat untuk teman-teman yang menikah dan selamat jalan untuk Arya yang telah kembali kepadaNya.

Rabu, 16 April 2014

Munyi Maisi Puyung

Kata-kata yang tidak ada artinya. Seorang teman memposting sesuatu mengenai "kata-katamu itu seperti bualan di dalam karung yang siap di buang ke tong sampah". Aku sependapat. Kubilang padanya "aku benci orang yang terlalu banyak bicara tapi kerjanya nol, munyi maisi puyung". Artinya, siapapun itu, dia banyak bicara, hanya bicara, tanpa melakukan pembuktian, tanpa melakukan kerja nyata, tanpa ada konsistensi dalam ucapannya. Lain di mulut lain dihati lain juga dalam tindakannya. Dan aku membenci orang-orang seperti itu. Orang-orang seperti itu cenderung menganggap orang lain bodoh, rendah, mudah dibohongi dan ditipu. Setidaknya seperti itulah yang kupikirkan. Orang-orang yang memiliki harapan seperti halnya aku yang lebih menginginkan bukti bukan janji, akan mudah kecewa oleh orang seperti itu. Munyi maisi puyung itu hanya diperuntukkan bagi orang buta. Karena orang buta tidak pernah melihat kenyataan.

Jumat, 11 April 2014

What I call Love

Love. Dalam bahasa indonesia, cinta. Aku percaya bahwa cinta selalu memberikan kebahagiaan bagi kehidupan manusia. Meski demikian, secara jujur aku mengakui bahwa aku tidak percaya pada cinta (tentu yang kumaksud adalah cinta antara pria dan wanita). Aku selalu berpikir, memilah dan menimbang-nimbang hingga aku sampai pada satu kesimpulan. Cinta itu adalah mengenai memberi-menerima, membutuhkan-dibutuhkan, menguntungkan-diuntungkan. Aku selalu berpikir bahwa sesuatu yang orang-orang sebutkan dengan bangga bernama cinta, hanyalah sebentuk ilusi dari pikiran karena adanya pengaruh-pengaruh material. Dan aku sangat mempercayai bahwa pengaruh material itu berupa "kenyamanan". Kenyamanan berarti adanya hal-hal yang dapat memenuhi kebutuhan hidup. Contoh: kekayaan, ketenaran, kecerdasan, perhatian, pengertian, dll (hal-hal yang bisa dilihat atau dirasakan).
Pernah suatu kali aku bertanya kepada seorang teman yang notabene mencintai pasangannya, mengapa dia mencintai pasangannya itu. Dia menjawab bahwa cinta itu tidak butuh alasan. Segera kubilang padanya "that's a lie!". Itu bohong. Jangan bilang kamu mencintainya tanpa alasan. Karena alasan seseorang mencinta seseorang lainnya adalah hanya satu yaitu rasa nyaman. Seperti yang kusebutkan diatas. Nyaman dengan hartanyakah? Nyaman dengan kecerdasannya? Nyaman dengan perhatiannya? Dsbg.
Yang paling mengherankan bagiku adalah ketika melihat teman "menderita karena cinta" menurut pengakuannya sendiri. B*llshit. Cinta apa yang membawa penderitaan? Aku mulai menganggapnya lebay. Yep. Cinta kerap kali dijadikan alasan untuk kesakitan seseorang. Cinta kerap kali dijadikan kambing hitam untuk menjerumuskan orang ke dalam lubang dosa. Cinta kerap kali dijadikan biyang kerok atas penderitaan seseorang. He to the lo, think again. Kenapa? Kenapa kamu menyalahkan cinta? Kenapa kamu mengkambinghitamkan cinta? Bukankah seharusnya kamu bahagia memiliki cinta? Jadi kenapa kamu merasa menderita, merasa terluka, merasa sedih, merasa kecewa, dsbg?? Kenapa?
Dan disini, aku masih dalam satu kepercayaan bahwa cinta selalu membawa kebahagiaan, selalu membuat kita tersenyum, selalu membawa kedamaian, selalu menyejukkan. Tapi aku tidak percaya adanya cinta (pada pria-pria yang mengaku cinta terhadapku). Kemungkinan terbesar yang terjadi adalah mereka tidak tau bentuk cinta yang kumiliki, mereka tidak percaya pada cinta yang kumiliki, mereka tidak peduli pada cinta yang kumiliki hanya karena aku mengatakan "I don't love you, because I don't know what the love is (in your mind)". Kalimat itu cukup membuatku seperti orang bodoh yang siap untuk dibohongi kata-kata manis, dan rayuan-rayuan maut. Tapi, aku tetap waspada, mawas diri, tetap dengan pendirianku sejak awal sebelum mengenal kamu, kamu, dan kamu. "I'm not a white paper, though I'm not coloured." You just don't get it. Sampai saat ini, aku masih tetap merasa "aku tidak pernah mencintai siapapun". Kalau aku cinta, seharusnya aku merasa bahagia. Masalahnya hanya karena aku tidak memahami, tidak bisa menerima cara-cara mencintai dari pria yang notabene pasanganku. Aku merasa kecewa, tersakiti, dibohongi, dibodohi, dan tidak bahagia. Kupikir "ini salah". Tidak seharusnya aku merasa seperti ini. Seharusnya aku merasa bahagia. Tidak bahagia = tidak cinta. Seperti itulah caraku. Tentu orang lain punya caranya sendiri. =))