Minggu, 23 April 2017

I Can't be With You Anymore

Kupikir aku sudah jelas-jelas mengatakan bahwa mari kita ambil jalan masing-masing.  Aku tidak bisa memenuhi janji itu.  Tak apa bila kamu juga tidak bisa.  Aku tidak peduli. 

Aku telah salah membuat keputusan untuk kembali lagi padamu. Mungkin itu kesalahan yang benar-benar tidak seharusnya kulakukan. Tapi bila aku tidak melakukannya aku mungkin tidak akan pernah sadar akan kesalahan itu. 

Aku benar-benar kasihan padamu. Apa aku telah membuat hidupmu kacau dan berantakan? Hanya itu yang kupikirkan. Kita yang tak pernah bisa saling memahami tak seharusnya bersama.  Tolong, berjalanlah di jalanmu sendiri dengan tubuh yang tegap.  Aku tidak akan lagi menoleh ke arahmu. 

Maaf karena aku selalu saja membuat keputusan sepihak.  Itu karena kamu tidak akan membuat keputusan apa-apa.  Aku merasa telah gagal belajar dari kesalahan yang dulu pernah kulakukan. Padahal aku pikir aku telah siap menerima konsekuensinya, tapi nyatanya aku tidak bisa. Sekali lagi aku telah menyerah. Aku tidak ingin lagi merasa telah menyakiti perasaanmu lebih dari ini.

Aku akan pergi.
Aku akan mencari apa yang telah lama kuurungkan.
Karena kamu tidak membuat pengorbananku berarti. 
Meskipun aku tidak membutuhkan penghargaan itu.
Kuharap kamu mengejar mimpimu. Aku hanya materi yang semu, aku tidak akan bisa menyatakan satupun impianmu.  Tolong pergilah. 
Aku tak ingin keberadaanku membebanimu. Aku juga tak ingin menjadikanmu beban bagiku.
Bersamamu aku tidak bahagia. Kumohon kali ini, mengertilah.

Kamis, 06 April 2017

No Compromise

Aku merasa -entah sejak kapan- sulit berkompromi. Aku mungkin terlalu memikirkan dalam dalam semua perasaan kecewa yang kurasakan, aku bosan, aku muak dan jenuh dengan semua itu. Aku merasa telah menahan diri sampai batasku, tak mengeluh, tapi juga tidak bisa berkomentar terang-terangan. Aku tidak mengharapkan orang lain untuk paham perasaan terluka itu, aku juga tidak mengharapkan orang lain memberi sokongan, dukungan atau nasihat. Aku tahu bahwa aku bisa menyelesaikan masalahku. Apapun itu.  Apa itu yang menyebabkanku membangun tembok terlalu kokoh terhadap orang lain? Aku memisahkan dengan jelas mana yang wilayahku dan mana wilayah orang lain lalu secara sadar aku tidak melewati batas-batas wilayahku, secara sadar pula aku tak menyentuh wilayah orang lain. Aku menjadi sosok berdarah dingin. Aku takut terluka, maka kuhindari hal-hal yang menyebabkan luka. Aku benci pertengkaran, maka kuhindari pertengkaran itu dengan hidup menyendiri. Aku melepas semuanya tak ingin stres sendiri.  Apakah aku melarikan diri? Entahlah. Aku hanya merasa melakukan hal yang wajar. Aku menghindari apa yang tidak kusukai. Aku menjauhi apapun yang aku benci. 

Aku tidak meminta pertanggungjawaban siapa siapa atas luka ini.