Minggu, 29 Oktober 2017

Laksamana Matahari

Hay kamu,
Namamu telah terpatri dalam benakku selama beberapa tahun ini,
Kamu yang mungkin suatu saat nanti akan mengisi hari-hari sepiku dengan tawa dan canda,
Kamu yang suatu hari nanti akan menjadi pelipur laraku,
Ingin kupastikan hari itu akan datang,
Hari saat aku akan bertemu denganmu,
Hari saat aku akan membawamu ke dunia ini.

Laksamana Matahari,
Namamu adalah hasil pemikiran panjangku,
Otakku ini penuh dengan delusi,
Aku banyak bermimpi,
Aku penuh dengan harapan,
Meskipun aku juga dipenuhi rasa takut,
Aku takut hari itu tidak pernah tiba dalam hidupku,
Aku takut kamu tidak pernah hadir dalam hidupku,
Apa yang harus aku lakukan?

Diri ini tidak pernah sempurna,
Tapi, aku telah banyak membuat draft tentang masa depan,
Aku ingin memastikan kamu hidup dengan baik,
Saat hari itu tiba, aku yakin tidak ada apapun di dunia ini yang mampu mengalahkanmu atas diriku,
Kamu akan menjadi duniaku,
Kamu akan menjadi segalanya bagiku,

Hey Laksamana Matahari,
Aku berharap kamu akan seperti matahari,
Hangat,
Adil,
Dan selalu bersinar,
Kamu adalah bintang bagi semua makhluk,
Aku berharap bisa mendidikmu seperti apa yang kuharapkan,
Kamu tak harus sama persis seperti dalam bayanganku,
Hanya saja ada sedikit harapan bahwa kamu akan melebihi ekspektasiku,
Kamu boleh nakal,
Kamu boleh setiap hari pulang dengan luka,
Asal itu luka demi kebaikan,
Aku tidak melarangmu berkelahi,
Asal itu membela yang lemah dan demi keadilan,

Kamu tak harus pintar,
Aku lebih ingin hidupmu penuh petualangan,
Di akhir pekan dibanding ke mall, aku lebih ingin mengajakmu berkemah,
Tak apa meskipun kita berkemah di kebun belakang rumah,
Atau mungkin di halaman rumah,
Aku tak ingin hidupmu berpatokan pada angka-angka,
Aku tidak mau kamu terlalu berambisi,
Hidup untuk memenuhi ambisi hanya akan memberikan beban berat,
Aku ingin hidupmu santai,
Aku juga ingin kamu berpikiran santai,
Seperti di pantai,

Bila nanti ayahmu si pekerja pantai itu, namamu takkan sama,
Tapi aku ingin "matahari" melekat padamu,
Aku akan selalu menunggumu,
Kapan pun kamu mau, datanglah.
Aku selalu menantikanmu.

Selasa, 24 Oktober 2017

Aku Masih Akan Hidup 50 Tahun Lagi

Jika usia rata-rata manusia 70 hingga 80 tahun, maka aku masih mempunyai sisa hidup 40 hingga 50 tahun lagi. Itu akan menjadi waktu yang sangat lama.
Di usiaku yang menjelang 30 ini saja meskipun merasa sudah cukup memahami kehidupan, nyatanya masih banyak hal yang tidak bisa kupahami.
Sebut saja satu pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam benakku ketika melihat buah mangga yang masih kecil di halaman sekolah, buah yang awalnya kulihat kecil-kecil semakin hari semakin membesar. Otak jahilku bertanya-tanya, "Kapan mangga itu bertambah besar? Tahu-tahu sudah segede itu."
Aku cukup mencintai ilmu biologi jafi jawaban logisnya adalah, semakin hari sel dalam buah mangga mengalami pembelahan, dan itu adalah pembelahan normal. Yang menjadi masalah adalah, aku tidak bisa melihat dengan mata bulatku secara langsung bagaimana hal tersebut terjadi. Maka setiap hari kuanggap apa yang kupelajari itu telah memuaskan rasa penasaranku. Tapi itu tidak sepenuhnya benar.
Aku mengabaikannya setiap hari karena berpikir memikirkan hal tersebut tidak begitu berguna, aku tidak akan mendapat jawaban yang membuatku puas.
Setelah dipikir-pikir, ada berapa banyak hal di dunia ini yang kuabaikan hanya karena hal tersebut kupikir tidak akan pernah kudapatkan jawabannya?
Berapa banyak hal yang telah kujauhi, kuhindari dan aku telah melarikan diri darinya hanya karena aku tidak akan pernah tahu jawabannya. Mungkin juga tidak mau tahu.
Apakah sisa hidupku yang terlama 50 tahun itu mampu memuaskan rasa penasaranku terhadap hal-hal yang terjadi di dunia ini?
Meskipun begitu, bahkan bila aku harus terlahir kembali setelah kematianku di masa ini, aku masih ingin lahir dan menjalani kehidupan seperti hidupku saat ini. Tidak ada yang ingin kuubah. Meskipun aku harus hidup seorang diri.
Aku percaya bahwa Tuhan adalah the Great Planner, apakah beliau mempunyai rencana-rencana dalam masa depanku? Apakah semua itu akan terjadi seperti apa yang telah dirancangkan? Apa yang terjadi padaku adallh apa yang kubutuhkan. Selama hidup aku mempercayainya. Meskipun selalu terasa menyakitkan bahwa apa yang paling kuunginkan tidak ada dalam rencana-rencana Tuhan untukku.
Meskipun aku sangat ingin tahu apa yang akan terjadi dalam hidupku bila aku memaksakan kehendakku.
Entah berapa kali aku harus memohon, "kali ini saja kumohon, kali ini saja, kumohon, kali ini saja"
Meskipun tetap saja di dalam hati aku meyakini bahwa apa yang paling kuinginkan tidak akan pernah kudapatkan. Atau paling tidak "belum saatnya". Akan ada waktu yang tepat. Entah kapan. Atau entah dengan situasi dan kondisi yang bagaimana.
Bila aku tidak menyerah mungkin aku bisa mewujudkan paling tidak satu dari sekian banyak hal yang paling kuinginkan.
Bila aku harus memilih, meskipun hidup di masa sekarang harus menyakitkan, aku masih ingin tetap hidup seperti ini di kehidupan selanjutnya.
Aku sedang menjalani karmaku, inilah peranku dimana di duniaku akulah pemeran utamanya.

Sabtu, 21 Oktober 2017

Ohisashiburichiii~

Halo!
Sudah lama aku tidak menulis.
Selain sibuk, aku juga tidak mendapat inspirasi untuk menulis. Hari-hariku tidak begitu bersemangat.

Sudah sejak beberapa hari yang lalu sebenarnya aku ingin menulis, terutama menuliskan mimpi yang menurutku aneh. Ya memang setiap mimpi itu aneh LOL

Sekitar dua hari yang lalu aku terbangun dari tidurku sekitar jam 3 pagi. Saat bangun aku masih bisa mengingat mimpi yang kualami. Dalam mimpi itu aku bersama dengan Aris, mantan pacar berondongku yang bahkan tidak pernah muncul sekelebat pun dalam kehidupan sehari-hari. Tiba-tiba malam itu aku bermimpi menuju ke suatu tempat dengannya. Tempat itu sejenis tempat makan self-service. Awalnya aku berjalan dengannya sambil mengambil beberapa bulatan bakso dan bahan lain yang hendak dimasak. Sampai di tempat makan aku melihat sebuah meja kosong dan mulai berpikir, "kita akan makan di tempat ini lagi?"

Aku dan Aris akhirnya duduk berhadapan di tempat itu, lalu aku pergi ke arah dapur untuk mencari alat masak. Anehnya di restoran u tidak ada pelayannya. Aku mencari alat masak tapi tidak ketemu. Aku menyerah lalu kembali duduk. Pada saat itulah aku melihat Aris memperhatikan ke arah layar yang tengah menampilkan video. Di dalam video itu aku melihat diriku sendiri dengan dua orang gadis lainnya sedang melakukan suatu kegiatan, aku tidak ingat, aku hanya bisa menyimpulkan yang kulakukan dalam video itu hanya bermain-main di padang rumput dan mengobrol dengan kedua gadis yang tidak kukenal itu. Di dalam video itu aku dan kedua gadis itu mengenakan kimono hitam dengan dalaman putih, persis seperti siswa jepang pada jaman dahulu.
Setelah itu aku tidak ingat apa yang terjadi, mungkin aku langsung terbangun dari mimpi.

Akhir-akhir ini hampir setiap malam aku bermimpi dan biasanya aku tidak ingat mimpi apa saja itu. Hanya saja dalam kehidupan nyata aku sering merasa "dejavu". Seolah-olah aku pernah mengalami ini dan itu entah itu memang pernah terjadi atau hanya pernah muncul dalam mimpi. Aku terkadang sampai bingung membedakan mana yang kualami dalam mimpi dan mana yang benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.
Kupikir ada yang salah dengan memori di otakku. Tapi aku yakin bukan sesuatu yang berbahaya

Sekian.

Kamis, 05 Oktober 2017

Suddenly Feels Really Sad Then Cry

Dalam perjalanan pulang dari tempat kerja tadi, tiba-tiba ada perasaan sedih merasuk ke dalam dada.
Tanpa dikomando air mata mulai mengalir.
Ini bukan pertama kalinya terjadi seperti ini.
Otakku terlalu banyak memikirkan hal yang sejatinya tidak perlu.
Bukan hal yang penting tapi tak bisa berhenti memikirkannya.
Di satu titik yang entah kenapa muncul dalam pikiran, "hari ini aku diminta sembhyang di merajan almarhum kakek (ayah dari ibu) karena ada sesuatu yang hanya harus aku" terlintas seperti itu dalam benakku.
Aku mulai bertanya-tanya, ada apa? Kenapa hanya aku? Apa kakek memiliki karma tertentu terhadapku? Atau aku yang telah memiliki karma tertentu pada kakek, mungkin dari masa sewaktu aku masih bayi.
Aku mulai berpikir bahwa mungkin ini akan ada hubungannya dengan kelanjutan perjalanan takdirku. Terutama jodoh. Saat itulah perasaan sedih menyelimutiku, air mataku mulai mengalir.
Aku hanya menduga-duga, mungkin ada sesuatu yang diberikan kakek padaku saat aku masih bayi lalu sampai pada akhir hayatnya beliau tidak ingat untuk mengambilnya kembali.
Ini hanya spekulasi.
Kebenarannya akan kuketahui nanti, jika paman (kakak dari ibu) tidak keberatan memberitahuku.

Hari ini, aku berpikir tentang takdir dan jodoh. Kedua-duanya adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Bagiku, takdir dan jodoh memiliki kaitan dengan karma.
Sejak dulu aku bertanya, kenapa meskipun saling mencintai dua orang tidak bisa hidup bahagia bersama, atau mengapa meskipun tidak saling mencintai tapi dua orang bisa hidup bahagia. Dan mengapa meskipun dikatakan berjodoh dua orang tidak bisa saling mencintai atau pun menemui happy ending.
Entah sejak kapan aku mulai memahami alasan-alasannya. Takdir dan jodoh adalah hasil dari karma. Takdir bisa diciptakan karena adanya karma. Begitu pun jodoh. Jodoh itu tidak harus bahagia, karena jodoh adalah untuk memenuhi karma.
Aku akan fokus pada jodoh karena saat ini aku galau karenanya. Dalam pemahamanku, jodoh bukan berarti harus bersama, bukan juga berarti harus saling mencintai. Bahkan dengan orang yang tidak sengaja kita temui di jalan pun kemungkinan memiliki jodoh dengan kita. Bisa jadi suatu saat di waktu yang tepat di masa yang telah digariskan kita akan bertemu lagi dengan orang yang sama lalu membuat ikatan. Di saat itulah ada jodoh dan takdir mulai membuat jalannya.
Atau mungkin sebaliknya, karena seperti itulah takdirnya. Apakah kemudian ikatan itu bertahan lam atau tidak itu tergantung dari karma kita, bahkan seberapa kuat ikatan itu tergantung dari karma kita. Bisa saja suatu saat di waktu yang tepat, ikatan itu tiba-tiba putus. Tidak ada yang tahu.
Kadang kupikir semua ini hanya khayalanku belaka. Aku terlalu banyak berpikir, aku terlalu banyak mempercayai hal-hal di luar nalar.
Mungkin ini hanya fantasiku semata.
Hanya karena aku memiliki perasaan yang kuat bahwa aku tengah menunggu seseorang, bahwa orang itu suatu saat akan kutemui. Dan, aku juga merasakan sesuatu yang kuat bahwa dalam hidupku ini aku mungkin tidak bisa mencapai happy ending dalam hubungan cinta.
Mungkin karena itulah aku selalu merasa sedih di waktu-waktu tertentu. Meskipun kadang-kadang aku bertanya, apa arti dari rasa sedih itu?