Dear Burogu,
Aku belum pernah berbagi tentang perasaan yang salah ini pada siapapun. Rasa yang salah ini bisa secepat kilat hilang seperti tak pernah ada, lebih tepatnya aku menahannya dan mengalihkannya.
Bukan karena "age gap" dimana dia seumuran dengan adikku, tapi karena dia adalah adik temanku.
Aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaan temanku jika tahu aku menyukai adiknya. Bila aku berada di posisinya apa yang kira-kira kurasakan? Apa dia akan menentangnya habis-habisan?
Memikirkannya saja sudah membuatku menyerah duluan.
Aku menyukainya sejak pertama bertemu.
Itu sekitar bulan juli di tahun 2010.
Dia seorang adik laki-laki yang selalu menempel pada kakaknya, aku berharap punya adik laki-laki yang seperti itu juga. Tapi, dengan kepribadianku dan kepribadian adikku itu tidak mungkin.
Saat pertama kali bertemu dengannya, dia masih hanyalah bocah. Masih calon mahasiswa tahun pertama. Sementara aku juga saat itu baru beberapa minggu mengenal kakaknya. Kalo dipikir-pikir rasanya lucu juga.
Saat itu aku tertarik pada wajahnya.
Tapi, sekali lagi, aku harus menahannya karena dia adik temanku.
Apakah harus seperti ini terus?
Setiap kali menyukai seseorang atau tertarik pada seseorang selalu saja ada "tapi"nya, kadang-kadang aku ingin melawannya.
Kalau aku berani melawan apakah di seberang sana juga akan sesuai harapan?
Masalah lagi.
Kalau aku mengungkapkan perasaan yang salah ini betapa malunya bila aku ditolak. Tidak tidak. Aku tidak sanggup menahan rasa malunya. Tak bisa memikirkan bagaimana cara menghadapinya. Terlalu beresiko.
Tapi, kalau ada jalan, aku ingin melawan dunia sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar