Kali ini aku ingin membagikan sebuah fanfiction yang sudah kupublish di fanfiction.net.
Disclaimer: Masashi Kishimoto-sama
Oneshoot SasuSaku :)
---LOST WORDS---
-
-
-
-
Aku tak kuasa menahan air
mataku yang mengalir tanpa ampun. Mengalir tanpa suara, tersembunyi
dibalik air hujan. Isakanku tersamar oleh suara hujan yang tak ada
hentinya. Aku tak peduli. Demi melihatmu terbaring ditengah hujan
dengan darah disekujur tubuhmu yang tersapu air hujan. Sasuke. Aku
mohon, bangunlah. Aku mohon. Aku mohon.
Kono
ryoute ni kakaete iru mono toki no shizuku
Sotto nigirishimete wasureta kioku nakushita kotoba
Sotto nigirishimete wasureta kioku nakushita kotoba
Hitotsu
hitotsu omoidaseba
Subete wakatteita kigashite ita no ni
Iroaseta kotoba wa boku no sugu soba ni oite atta
Subete wakatteita kigashite ita no ni
Iroaseta kotoba wa boku no sugu soba ni oite atta
-
-
Sasuke, ada banyak hal yang ingin
kukatakan padamu. Apa kau akan mendengarkannya bila kau kembali
nanti? Hn, dunia kita kini dibelenggu oleh perang. Berulang-ulang
kali. Kapan semua ini akan berakhir? Kapan kau akan kembali ke Konoha
dan hidup dengan damai seperti sebelumnya. Seperti saat kita masih
anak-anak. Lupakanlah dendammu! Lupakanlah kebencianmu! Kembalilah
Sasuke! Aku menunggumu.
-
-
Kotae
no denai yoru to
Hitokira no nukumori to
Haruka kanata no akogare to
Tada sore dake wo kurikaeshi boku wa ikite iru
Hitokira no nukumori to
Haruka kanata no akogare to
Tada sore dake wo kurikaeshi boku wa ikite iru
Kono
ryoute ni kakaete iru mono toki no shizuku
Sotto nigirishimete wasureta kioku nakushita kotoba
Sotto nigirishimete wasureta kioku nakushita kotoba
“Sedang apa kau disini, Sakura?”
Itu suara Sasuke. Aku menoleh ke belakang pada sosok yang menatapku
dengan tatapan kebencian. Jantungku berdetak kencang dengan
tiba-tiba.
“S-Sasuke. A-aku..” aku tidak tahu
harus berkata apa. Bertemu dengannya di medan perang membuatku merasa
tidak pantas mengucapkan segala kata yang selalu ingin kuucapkan
padanya. Kata-kata cinta, kata-kata rindu, kata-kata permohonan,
semua kata yang berada di dalam kepalaku sirna dalam sekejap begitu
berhadapan dengannya.
Anata
ga omou koto wo sameru koto nakutemo to ni tsukamitai no ni
"Hito" dearu bokutachi wa sono kimochi wo wakachi aenai mama
"Hito" dearu bokutachi wa sono kimochi wo wakachi aenai mama
Kotoba
ga hanatsu imi wo
Tatoe no nai omoi wo
Kotaeru koto no nai kanjou wo
Mitsumeaeba tsutawaru koto ga dekitara ii no ni na
Tatoe no nai omoi wo
Kotaeru koto no nai kanjou wo
Mitsumeaeba tsutawaru koto ga dekitara ii no ni na
“Kau tidak bermaksud mati oleh
pedangku kan?” ia menyeriangi.
Aku menatapnya. “Apa kau akan
membunuhku?” tanyaku ragu. Kalau benar dia ingin membunuhku, akan
kubiarkan dia melakukannya. Apa lagi yang kutakutkan? Karena yang
lebih menakutkan bagiku adalah kehilangan dia. Sasuke. “Kau akan
membunuhku?” tanyaku lagi dengan sedikit seriangai sombong.
Berpura-pura.
Ia tersenyum sinis. “Tentu saja. Kau
bukan apa-apa bagiku.” jawabnya dingin. Dengan cepat ia telah
berada dihadapanku dan menghunuskan pedangnya di leherku. Aku menelan
ludah.
“Lakukanlah dengan cepat, sebelum
kau berubah pikiran” ujarku gugup.
“Aku? Berubah pikiran? Cih!”
lagi-lagi dia menatapku dengan tajam. Dia hanya beberapa senti dari
tubuhku. Aku bisa merasakan hawa yang keluar dari tubuhnya. Hawa yang
begitu dingin dan gelap. Dia terperangkap dalam dendam dan kebencian
begitu dalam, aku tidak mungkin meraih hatinya. Meski begitu, aku
ingin meraihnya, aku ingin memeluknya. “Kenapa aku berubah
pikiran?” dia kembali bertanya, aku yakin dia tidak mengharapkan
jawaban.
“Karena kita pernah menjadi satu
tim. Aku adalah teman setim-mu. Apa mungkin kau membunuhku?”
“Teman? Apa kau lupa, kau hanyalah
mantan rekan setim-ku, kau tidak berarti apa-apa untukku.” Sasuke
menggerakkan pedangnya, suaranya terdengar begitu jelas di telingaku.
Apa benar aku akan menghadapi kematianku dengan pedang Sasuke?
“Hentikan, Sasuke!!!!” Terdengar
suara Naruto dari jarak yang cukup jauh, entah bagaimana ia
mengetahui keberaanku dan Sasuke. Sasuke tidak mempedulikan seruan
Naruto yang semakin mendekat, ia menatap tajam mataku.
“Selamat tinggal, Sakura.” ujarnya
seperti bergumam. Itulah kata-kata terakhir yang kudengar sebelum aku
ambruk.
“Sas- akh”
Kono
ryoute ni kakaete iru mono toki no shizuku
Sotto nigirishimete wasureta kioku nakushita kotoba
Sotto nigirishimete wasureta kioku nakushita kotoba
Ada setetes cairan dingin jatuh tepat
di wajahku.
Satu tetes.
Dua tetes.
Tiga tetes, banyak tetes hingga
tetesannya intens menerpa wajah dan tubuhku. Hujan?
Aku membuka mata perlahan-lahan hingga
pengelihatanku menjadi jelas. Hujan mengguyur begitu deras. Tunggu.
Aku masih hidup? Sasuke tidak membunuhku. Sas~ aku melihat sosok itu
terbaring tidak jauh dariku.
Sasuke! Aku berlari setengah merangkak
mendekatinya.
“Sasuke-kun! Sasuke-kun!”
panggilku, tapi tak mendapat reaksi. Kucoba mendengarkan detak
jantungnya. Tidak terasa apa-apa. Kucoba merasakan denyut nadinya,
hela napasnya, tapi semua tanda-tanda kehidupan lenyap dari tubuhnya
yang penuh dengan luka dan simbahan darah. Tidak. Sasuke tidak
mungkin mati begitu mudah.
Kualirkan cakraku ke tubuhnya. Sasuke!
Air mataku mengalir bersamaan dengan air hujan. Isak tangisku
menggema bersamaan dengan suara hujan. Aku sendiri tak bisa
membedakannya.
Sasuke! Kumohon! Kumohon! Jangan
tinggalkan aku. Sasuke!
Luka-luka disekujur tubuh Sasuke
memang bisa pulih tapi aku tidak bisa mengembalikan nyawanya. Sasuke.
Ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu. Ada banyak hal yang aku
ingin kau tahu. Bangunlah Sasuke!
“Sasuke...!!!” Aku masih mencoba
memanggilnya dalam tangisku. Memeluknya, memukul tubuhnya berharap
mendapat reaksi. Tapi, itu sia-sia. Baru saja kami bertemu kembali.
Baru saja.. Naruto. Apa yang terjadi? Dimana Naruto?
Aku melayangkan pandangan ke segala
arah. Dan kulihat sosok pirang itu terbaring cukup jauh dariku. Aku
beranjak menuju Naruto.
Aku bisa merasakan detak jantung
Naruto yang begitu pelan. Kualirkan cakraku padanya. Dalam
tangisanku. Dalam derasnya hujan. Setidaknya aku bisa menyelamatkan
Naruto.
“Naruto.” Ujarku dalam tangisan
yang tak bisa kuhentikan. “Hiks...”
Kono
omoi wa mune ni shimatte okou
Aku terus menangis.
Terus menangis tanpa sanggup berhenti.
Air mataku menerobos keluar tanpa
ampun.
Bersamaan dengan derasnya hujan.
Bersamaan dengan aliran darah sisa pertempuran. Pada akhirnya semua
kata-kata menjadi tidak berguna. Kata-kata yang ingin kuucapkan pada
Sasuke hilang bersama aliran hujan.
Kata-kata yang hilang.
"Nakushite
shimatta..."
---Lost Words end---
Silakan kunjungi profileku di fanfiction.net mieru skylight dan ini link untuk fanfic LOST WORDS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar