Rabu, 26 September 2018

That Thing Called Love

For a person who have no care or don't give a damn for such thing called love -whatsoever, I feel bad for the other people who have the idea of loving me.

Just, what is love exactly? Why people can be so sure about that kind of thing? Have they ever had a second thought about that? Any idea?

If only I am now is the person in 10 or 12 years ago, I might still having the idea of love. But the way I am now is a bitch. I believe one or two people think like that about me. Some maybe think that I am stupid.

Oh really. It's just I had it enough. My fantasy about love was gone long ago. It's just, I begun to believe that my prince charming never exist.

The thing is I never care to wanting to understand.

12 Tahun 9 Bulan

Dear Blog,

Hari ini Rabu, 26 September 2018, berdasarkan kalender hari ini bertepatan dengan 12 tahun 9 bulan Dewatu  dikremasi. Setelah sekian lama aku memimpikannya lagi.

Di mimpiku, aku bertemu dengan pria tampan yang kemudian mengajakku menikah. Tapi, Dewatu datang memarahiku. Dia tidak mengijinkanku dengan pria manapun. Anehnya aku menurutinya. Dia memintaku melepas apapun yang berhubungan dengan pria lain. Melihat ekspresinya yang seperti sedang marah, aku tidak bisa berargumentasi dan hanya menurutinya begitu saja. Mengingat ini adalah diriku yang notabene tidak pernah menuruti kata-kata orang lain, baru kali ini aku menjadi sangat penurut meskipun di dalam mimpi.

Sebenarnya, aku menyadarinya. Bahkan di kehidupan nyatapun aku bergantung padanya. Bukan karena dia "ideal type", tapi karena dia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Tak ada kesalahan apapun yang dia buat. Tak ada problema apapun yang dia bawa ke dalam hidupku. Dia hanya menaungi saja tempat terdalam di hatiku, dan belum pernah ada siapapun yang bisa meraih tempat itu.

Belum pernah ada satu orang pun yang memahami arti penting dia dalam hidupku.

Dia memang "ideal type"ku, tapi di sisi lain aku menyimpan rasa penyesalan yang besar akan kepergiannya. Kalau saja dia pergi bukan meninggalkan dunia ini, kalau saja dia masih hidup, aku yakin apa yang kurasakan saat ini tak akan sedalam ini.

Dia yang kemudian menjadi satu-satunya yang menaungi hatiku dan belum pernah tergantikan.

Aku tidak tahu kalau dampaknya bisa sampai selama ini. Tiga bulan lagi adalah peringatan ke 13 tahun. Kadang aku berpikir, apa cuma aku yang masih mengingatnya? Setiap kali aku merasa kehilangan arah, kesepian dan telah mencapai batasku, dia muncul dalam mimpiku, apakah itu hanya gambaran dari rasa kesepianku?

Kali ini mimpiku terasa ambigu. Tak peduli gambaran apa yang muncul, entah itu memiliki makna atau tidak, aku tidak peduli. Yang kurasakan, aku senang dia muncul dalam alam bawah sadarku, meskipun perlahan aku mulai tak bisa mengingatnya.