Sabtu, 10 Maret 2018

What am I Crying For?

Catatan: Ketika menulis postingan ini aku tidak menangis.
Dalam playlist JOOX-ku sedang memutar lagu Evanessence yang berjudul "Bring Me to Life", salah satu lagu favoritku. Lagu ini memutar dalam mode putar ulang hanya 1 lagu. 
Dalam beberapa moment kehidupan yang kualami, ada saatnya memang ketika mendengarkan lagu ini tiba-tiba saja timbul perasaan ingin menangis. Aku merasa diriku seperri dalam lagu. Diri ini kosong, jiwaku entah tertidur dimana, aku tidak merasa hidup. Diriku yang terkubur di dalam sana seperti sedang terus-terusan berteriak meminta diselamatkan. Kalau terus mengatakan yang sebenarnya seperti ini mungkin aku benar-benar akan menangis. Aku hanya merasa cukup menyadari bahwa entah dimana pun tidak ada yang bisa menyelamatkanku. Kadang-kadang aku terlalu mengharapkannya dan membuat diri semakin terluka dan malah mengubur diri semakin dalam.

Meskipun begitu, bahkan aku sendiri pun tidak tahu bagaimana cara menyelamatkan diriku sendiri. Harus bagaimana seseorang itu untuk menyelamatkanku. Aku tidak tahu. Itu seperti sebuah "quest box" dalam game yang hanya akan kita ketahui jawabannya ketika sudah menyelesaikan suatu misi. Tapi bahkan, meskipun kita sudah menemukan box tersebut kadang kala kita mendapatkan box kosong. Masalahnya mungkin hanya ada pada peruntungan. Meskipun sudah bekerja keras,  tanpa peruntungan yang baik semua itu akan menjadi sia-sia.

Jadi sebenarnya apa yang harus kutangiskan? Aku akan diselamatkan suatu saat nanti, entah kapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar