Senin, 04 September 2017

Gebrakan Dalam Bersosial Media

Hari ini, sejak kemarin tepatnya, di sosial media Facebook tak ada hentinya aku menerima pemberitahuan video-ku di share seseorang (ralat: banyak orang) yang sama sekali tidak kukenal.

Itu hanya video sederhana tentang pembuatan ketupat untuk sarana upakara "sesayut" yang memang sengaja kubuat untuk sekadar berbagi. Siapa sangka video tersebut menarik minat banyak orang untuk menonton dan berbagi.

Aku merasa ini sedikit menakutkan. Ini pertama kalinya semenjak aku bergabung di facebook postinganku memperoleh respon sedemikian besar. Dan tiba-tiba aku menerima banyak "Friend Request". Di satu sisi aku senang, tapi di sisi lain aku takut.

Alasan ketakutanku hanya satu, aku takut menjadi orang yang tidak sesuai ekspektasi orang yang meng-add-ku. Aku memang seperti ini dan selalu berubah-ubah. Aku bukan pribadi yang akan selalu memposting hal-hal yang positif dan berguna sepanjang waktu. Makanya aku menjadi takut.

Di lain sisi, aku sangat memilih berteman di sosial media. Jadi, kurang lebih, aku juga bingung harus bagaimana. Tidak mungkin serta merta menerima semua request tersebut. Belum lagi request yang memang sudah lama menumpuk. Ada seratus lebih. Dan mungkin kan terus bertambah. Sama seperti jumlah video shares nantinya.

Tapi, aku mulai berpikir untuk meneruskan kegiatan bermanfaat ini. Mungkin akan ku upload di youtube. Siapa tahu mendapat respon yang sama juga. LOL

Hari ini, disela-sela friend request dari orang tak dikenal dan pemberitahuan video share, aku menerima sebuah pesan messenger. "Huh, siapa orang ini memakai nama seaneh ini", pikirku merasa tidak kenal. Setelah dicermati baik-baik, anehnya aku merasa sedikit "tahu" tentang orang itu setidaknya dari pesan yang dia kirim. "Sepertinya orang ini kenal aku", pikirku selanjutnya. Dan, taraaaa.. kulihat profilnya. Sialan. Out of the blue, mantan pacar di tahun 2010an yang sebenarnya tidak begitu kuanggap tiba-tiba mengirim messenger? Setelah sekian lama?

Tapi entah kenapa aku sedikit merasa curiga. Mungkin itu bukan dia, melainkan pacarnya yang entah kenapa tahu tentangku, yang aku bahkan tidak pernah peduli. Tunggu, ini sama sekali bukan niat buruk, aku tidak pernah peduli bukan karena aku sangat tidak acuh, hanya saja aku tidak mau dipengaruhi oleh hal-hal yang berhubungan dengan mantan. Setidaknya aku tidak pernah merasa ingin tahu. Aku menghindari mereka-mereka itu hanya karena kupikir itu sudah berlalu, lagipula aku tidak memiliki kepentingan apa-apa terhadap mereka.

Apa itu terlalu dingin?

Berapa banyak teman yang telah kuhilangkan dari kehidupanku hanya karena alasan semacam itu?

Berapa banyak kesempatan silaturahmi yang kugagalkan hanya karena alasan semacam itu?

Tapi, aku sangat sadar, aku hanya berpikir untuk hidup hari ini dan hari esok. Hari kemarin biarlah menjadi satu hari yang telah berlalu. Memikirkannya toh tidak bisa membuatku menjadi kaya. Atau pun juga tidak bisa membuatku menjadi kenyang.

Meskipun begitu, di satu sisi aku juga senang. Pribadi dingin dan tak acuhku yang sudah akut itu tidak begitu saja membuatku tak mengindahkan sapaan orang yang kukenal. Jadi, tidak ada salahnya menjawab, dan sekedar berbasa-basi.
Meskipun sekali lagi aku curiga itu sebenarnya bukan dia.

Sebenarnya, kalau memang benar yang mengirimiku pesan adalah sang pacar, ini bukan pertama kalinya bagiku mengalami hal semacam ini. Istilahnya, seseorang merasa terusik oleh keberadaanku. Mungkin sekedar ingin memastikan satu dan lain hal. Beberapa pacar temanku sempat melakukan hal yang sama. Aku hanya berpikir, "mereka masih labil".

Yah, dan cukup sekian untuk hari ini.
By the way, lagi-lagi Masa menghilang. Di "live"  terakhirnya dia tampak tidak sehat. Mudah-udahan saja ini bukan pertanda buruk karena aku juga memikirkan kemungkinan kesibukannya mempersiapkan acara tahunan rutinnya di daratan Mongolia. Semoga ini bukan firasat buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar