Senin, 25 September 2017

Gunung Agung Berstatus "Awas"

Sejak Jumat malam status Gunung Agung telah mencapai level IV (awas) yang berarti bahwa kapan saja memungkinkan untuk terjadinya letusan.
Menurut kabar dari teman-teman dari sosial media di daerah Karangasem dan sekitarnya telah terjadi gempa vulkanik maupun tektonik berkali-kali dalam skala ringan hingga sedang.
Aku masih berharap letusan itu tidak terjadi. Tidak ada yang mengharapkan hal tersebut.
Sebagai warga Bali yang tinggal di bagian paling barat Bali, aku dan rekan-rekan disini tidak bisa memberikan bantuan moral, hanya bisa berupa materi.
Pagi ini, sebagai pesan awal kepada siswa-siswa kelas IV di kelasku, aku memberikan sedikit pengarahan tentang bahayanya Gunung Agung apabila sampai meletus. Kuceritakan sedikit tentang peristiwa meletusnya Gunung Agung di bulan Maret tahun 1963 yang berlangsung selama satu tahun hingga Januari 1964.
Yang kuceritakan adalah bagaimana yang guruku ceritakan sewaktu aku masih di sekolah dasar. Aku juga menyamakan dengan cerita nenek yang mengalami peristiwa itu, membaca sejarah singkat Gunung Agung dan menonton video bagaimana letusan itu terjadi dan dampaknya.
Siswa-siswaku punya karakter senang mendengarkan hal-hal yang bagi mereka menarik, jadi, selama beberapa waktu mereka terdiam dan setelah selesai menyampaikan ceritaku, beberapa dari mereka mulai berkomentar.
"Wah, ngeri, Bu, ya", "Takut, Bu", "mudah-mudahan tidak meletus"
Setelah itu, aku mengimbau siswa-siswaku untuk menyiapkan masker dan cara penggunaannya apabila letusan itu sampai terjadi. Dampaknya akan sangat luar biasa. Abu vulkanik di udara, kemungkinan hujan asam, dan terjadi penggelapan di langit. Mungkin tidak hanya di Bali tapi juga sampai ke luar pulau.

Disini aku masih memiliki tugas negara yang tak bisa kutinggalkan. Sebenarnya ingin sekali terjun langsung ke daerah bencana untuk membantu. Tapi, dengan materi pun aku rasa cukup. Hanya bisa berharap keadaan ini segera membaik.

Sejak Jumat lalu, memang kondisi langit tidak seperti hari-hari biasanya. Tiba-tiba terjadi hujan ringan, bahkan di minggu malam terjadi hujan cukup lebat di Bali barat dan kemungkinan di beberapa titik di seluruh Bali. Matahari sepertinya enggan menampakkan wujudnya. Aku sedikit takut memikirkan ini sebagai pertanda. Pertanda bahwa letusan itu akan terjadi (?) Entahlah. Berkali-kali memohon kepada Tuhan agar hal itu tidak sampai terjadi. Seandainya manusia dan alam bisa berkompromi.

Tapi, lihat sisi baik dari adanya bencana ini. Manusia-manusia saling membantu tanpa pandang bulu. Meskipun tentu saja sisi buruknya tak kalah menarik. Binatang-binatang peliharaan ditinggalkan. Hewan-hewan ternak dijual murah. Ada yang terpisah dari keluarga. Dan ada saja yang memanfaatkan situasi untuk mencuri di rumah-rumah yang ditinggalkan pengungsi.
Yah, semua ini ada hikmahnya.

Kami semua berdoa supaya tidak terjadi letusan Gunung Agung. 🙏

Tidak ada komentar:

Posting Komentar